Dua jasad yang baru-baru ini ditemukan di Pompeii diduga merupakan seorang majikan dan budak| Associated Press || |
ITALIA-SARERHEA.COM, Penggalian di lokasi letusan Gunung Pompeii, Italia kembali dilakukan tim arkelog. Kali ini tim menemukan dua jasad yang tertutup abu vulkanik.
Kuat dugaan kedua orang tersebut berusaha melarikan diri dari letusan gunung yang meletus sekitar 2000 tahun lalu itu.
Dilansir dari Associated Press, tengkorak dan tulang-belulang kedua pria itu ditemukan selama penggalian reruntuhan di tempat yang dulunya merupakan vila mewah dengan pemandangan Laut Mediterania di tepi kota Romawi kuno.
Baca juga: Sars-CoV-2 VUI 202012/01, Nama Varian Baru Virus Corona yang Tengah Mewabah di Inggris
Namun, kota tersebut dihancurkan letusan gunung berapi pada 79 Masehi. Wilayah itu sama dengan lokasi penemuan sebuah kandang dan jasad 3 kuda yang diikat selama penggalian pada 2017.
Menurut pejabat taman arkeologi di Italia pada Sabtu (21/11), kedua orang itu tampaknya lolos dari guguran abu di awal. Namun, mereka akhirnya menyerah saat terjadi letusan vulkanik hebat Gunung Vesuvius keesokan paginya.
"Letusan lanjutan ini tampaknya menyapu banyak titik di daerah itu, mengelilinginya, dan mengubur para korban dalam abu," terang otoritas Pompeii.
Jasad keduanya ditemukan terkapar di lapisan abu dengan kedalaman setidaknya 2 meter.
Dilihat dari tulang tengkorak dan gigi, salah satunya masih muda, kemungkinan berusia 18-25 tahun dengan cakram tulang belakang terkompresi. Penemuan ini membuat para arkeolog berhipotesis ia adalah seorang pemuda yang melakukan kerja kasar, seperti seorang budak.
Sementara itu, pria satunya memiliki struktur tulang yang kuat, terutama di area dadanya.
Baca juga: Favoritnya Abang Bakso dan Mie Ayam, Begini Sejarah dan Filosofi Mangkuk Ayam Jago
Ia meninggal dengan tangan di dada serta kaki tertekuk dan terbuka lebar. Pria ini diperkirakan berusia 30-40 tahun. Selain itu, ditemukan serpihan cat putih di dekat wajah pria tersebut, kemungkinan sisa-sisa dinding atas yang runtuh.
"Para korban mungkin mencari perlindungan di kriptoportikus di ruang bawah tanah ini yang mereka pikir lebih terlindung. Sebaliknya, pada pagi hari tanggal 25 Oktober 79 Masehi awan panas mencapai Pompeii dan membunuh siapa pun yang ditemuinya dalam perjalanan," kata Massimo Osanna, arkeolog yang menjabat sebagai direktur jenderal taman arkeologi yang dikeola di bawah yurisdiksi Kementerian Budaya Italia.
Kedua kerangka ini ditemukan di ruang samping di sepanjang koridor bawah tanah atau lorong. Pada zaman Romawi kuno, lorong itu dikenal sebagai kriptoportikus yang mengarah ke lantai atas vila.
Sumber: Akurat.co
Editor: Talhah L.A